ANALISIS BETA TERHADAP RETURN SAHAM


ANALISIS BETA TERHADAP RETURN SAHAM
Tjia Hwa Ming
121010033

ABSTRACT
This study is performed to examine the effect of Beta toward stock return. The capability of beta to predict the stock return has been evidenced by some former research. The result is Beta can be used to predict the stock return for the short period. The correlation between Beta and stock return is positive in when the condition of the market is bullish. In the bearish market, Beta and stock return have negative correlation. The correlation of Beta and daily stock return is not same. In Monday, Wednesday, Thursday, dan Friday Beta and stock return have positive correlation. In Tuesday Beta and stock return have negative correlation.
Keywords: Beta, Stock Return

LATAR BELAKANG MASALAH
Keputusan berinvestasi adalah keputusan bijak yang dapat dilakukan apabila terdapat kelebihan pendapatan atas konsumsi yang dilakukan di masa sekarang. Dengan melakukan investasi di masa sekarang, investor mengharapkan pengembalian di masa depan. Namun, perlu disadari bahwa dalam setiap investasi tidak hanya return yang terkandung di dalamnya, namun juga risiko. Pertimbangan atas return dan risiko inilah yang mempengaruhi pengambilan keputusan oleh investor. Terdapat dua macam risiko, yaitu risiko tidak sistematis yang dapat didiversifikasikan melalui pembentukan portofolio dan risiko sistematis yang tidak dapat didiversifikasikan. Apabila risiko tidak sistematis telah terdiversifikasikan dengan baik, maka risiko yang tersisa hanyalah risiko sistematis atau risiko pasar. Fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi dapat dihitung menggunakan Beta.

LANDASAN TEORI
Investasi
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa investasi adalah komitmen untuk menanamkan sejumlah dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa mendatang. Dengan kata lain, investasi merupakan komitmen untuk
mengorbankan konsumsi saat ini dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa depan. Penanaman sejumlah dana untuk investasi dapat dilakukan pada aset real seperti: tanah, emas, dan rumah, atau pada aset finansial seperti: deposito, saham, obligasi, dan surat berharga lainnya (Tandelilin, 2010). Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return harapan, tingkat risiko, serta hubungan antara return dan risiko.
Return
Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return terbagi menjadi dua, yaitu return ekspektasian dan return realisasian. Perbedaan utama return ekspektasian dan return realisasian adalah return ekspektasian belum terjadi, sedangkan return realisasian telah terjadi. Return ekspektasian adalah return yang diharapkan oleh investor untuk diperoleh di masa mendatang. Return realisasian merupakan return yang telah terjadi dan dihitung menggunakan data historis. Return realisasian ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasian dan risiko di masa datang. Return realisasian (Ri,t) diperoleh dari harga sekuritas i pada perioda t (Pi,t) dikurangi harga sekuritas i pada t-1 (Pi,t-1) , dibagi harga sekuritas i pada t-1 (Pi,t-1) atau dengan menggunakan rumus berikut (Utomo, 2007).
Ri,t = –
Risiko
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa risiko merupakan kemungkinan return realisasian yang berbeda dengan return ekspektasian. Semakin besar perbedaan return realisasian dengan return ekspektasian, berarti semakin besar pula risiko investasi tersebut. Risiko terbagi menjadi dua, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko sistematis dikenal pula sebagai risiko pasar yaitu fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Risiko sistematis bersifat tidak dapat didiversifikasikan dan dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti resesi ekonomi, kerusuhan, dan perubahan politik. Risiko tidak sistematis dikenal pula sebagai risiko spesifik yaitu risiko yang berkaitan dengan perubahan kondisi mikro perusahaan penerbit sekuritas. Berbeda dengan risiko sistematis yang tidak dapat didiversifikasikan, risiko tidak sistematis dapat didiversifikasikan dengan membentuk suatu portofolio. Jogiyanto
(2010) menyatakan bahwa semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio. Secara matematis, hal ini dapat dibuktikan dengan metoda mean-variance Markowitz.
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa return dan risiko berhubungan searah, artinya semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return ekspektasian atas aset tersebut. Model matematis yang menggambarkan hubungan risiko (risiko sistematis dan risiko tidak sistematis) dengan return (return realisasian dan return ekspektasian) pada investasi sekuritas i adalah sebagai berikut (Hariyanto dan Sudomo, 1998).
Returni = E(Ri) + Um + ϵi
Model tersebut menggambarkan bahwa pengembalian yang diperoleh investor atas sekuritas I (Returni) merupakan hasil penjumlahan antara return ekspektasian (E(Ri)) dengan risiko sistematis (Um) dan risiko tidak sistematis (ϵi).
Beta
Apabila risiko tidak sistematis telah terdiversifikasikan dengan baik, maka risiko yang tersisa hanyalah risiko sistematis atau risiko pasar. Volatilitas return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar disebut Beta. Beta sekuritas i mengukur volatilitas return sekuritas i dengan return pasar. Beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari Beta masing-masing sekuritas. Beta dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Kemampuan Beta historis untuk menyediakan informasi tentang beta masa depan telah dibuktikan oleh Elton dan Gruber pada tahun 1994 berdasarkan bukti-bukti empiris yang ada. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba perusahaan dan laba indeks pasar), atau data fundamental (variabel-variabel fundamental) (Jogiyanto, 2010).
Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan return historis sekuritas dan return historis pasar selama perioda tertentu, misalnya 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan mengasumsikan hubungan return sekuritas dengan return pasar adalah linier, maka beta dapat diestimasi menggunakan teknik regresi. Teknik regresi dilakukan dengan menggunakan return sekuritas sebagai variabel
dependen dan return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dengan model CAPM tampak dalam persamaan berikut.
Ri = αi + βi.Rm + ei
Koefisien return pasar (Rm) disebut Beta pasar sekuritas i (βi). Variabel acak ei dalam persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa persamaan linier yag dibentuk mengandung kesalahan. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini diasumsikan akan menghasilkan Beta yang stabil dari waktu ke waktu. Karena sifat Beta yang stabil, maka semakin lama perioda estimasi yang digunakan, diharapkan Beta yang dihasilkan semakin baik karena mampu menghasilkan kesalahan pengukuran yang semaakin kecil. Namun, anggapan beta konstan dalam perioda estimasi yang terlalu lama kurang tepat karena beta brubah dari waktu ke waktu.
Beta yang dihitung dengan menggunakan data akuntansi seperti laba akuntansi disebut Beta akuntansi. Sama seperti Beta pasar, Beta akuntansi dapat dihitung dengan teknik regresi. Persamaan regresi untuk mengestimasi Beta akuntansi adalah sebagai berikut.
ΔEi,t = gi + hiΔEMt + wi,t
Koefisien perubahan indeks laba pasar untuk perioda t (ΔEMt) disebut Beta akuntansi sekuritas i (hi). Mirip seperti persamaan regresi untuk Beta pasar, persamaan beta akuntansi juga mengandung kesalaha residual (wi,t).
Perhitungan Beta yang dilakukan dengan beberapa variabel fundamental disebut Beta fundamental. Beaver, Kettler, dan Scholes menyatakan bahwa terdapat 7 macam variabel yang merupakan variabel fundamental yang dianggap berhubungan dengan risiko yaitu: Dividend Payout, Asset Growth, Leverage, Liquidity, Asset Size, Earnings Variability, dan Accounting Beta (Beta Akuntansi). Beta fundamental (ĥi) dapat diprediksi dengan rumus sebagai berikut.
ĥi = ȃ0 + ȃ1DIVi + ȃ2GROWTHi + ȃ3LEVi + ȃ4LIKUIi + ȃ5SIZEi + ȃ6EVARi + ȃ7BETAi
Jumlah dari variabel yang diteliti untuk membentuk Beta fundamental bervariasi. Apabila Beaver, Kettler, dan Scholes menggunakan ketujuh variabel yang telah disebutkan sebelumnya, Thompson menggunakan 43 variabel pada tahun 1978, sedangkan Rosenberg dan Marathe menggunakan 101 varibel pada tahun 1975.
Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematik suatu sekuritas sama atau portofolio sama dengan risiko pasar. Kenaikkan 1% return pasar akan mengakibatkan return sekuritas atau portofolio juga naik sebesar 1%. Penurunan 1% return pasar akan mengakibatkan return sekuritas atau portofolio juga turun sebesar 1%. Beta bernilai x% artinya apabila return pasar meningkat atau menurun x%, return sekuritas atau portofolio juga akan menurun sebesar x%.

STUDI KASUS
Telah terdapat beberapa penelitian yang membahas pengaruh Beta pasar terhadap Return saham. Utomo (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Beta dan Varian Return Saham terhadap Return Saham” menyatakan bahwa secara parsial, Beta dan Varians Return saham berpengaruh positif signifikan terhadap Return saham. Secara simultan, Beta dan Varians Return saham berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Hasil ini menunjukkan bahwa Beta saham dan Varians Return saham dapat digunakan oleh investor untuk memrediksi return saham perusahaan. Utomo melakukan penelitian ini dengan menggunakan populasi perusahaan yang tercatat dalam indeks LQ 45 selama perioda penelitian Januari 2005 hingga Desember 2005.
Sugiarto (2011) meneliti pengaruh Beta, Size Perusahaan, Debt to Equity Ratio (DER), dan Price to Book Value Ratio (PBV) terhadap Return saham. Hasil penelitian yang didapatkan adalah Beta, Size Perusahaan, dan PBV berpengaruh positif terhadap Return saham. Size perusahaan dan PBV berpengaruh signifikan terhadap Return saham sedangkan, pengaruh positif Beta tidaklah signifikan terhadap Return saham. DER berpengaruh negatif signifikan terhadap Return saham. Sugiarto melakukan penelitian ini pada perusahaan yang terdaftar dalam papan utama dan papan pengembangan. Sugiarto juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan antara pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV terhadap Return saham perusahaan yang ada di papan utama dengan perusahaan yag ada di papan pengembangan. Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV lebih besar disbanding perusahaan yang ada di papanpengembang. Perbedaan ini disebabkan oleh nilai Aset Berwujud Bersih (NTA) minimal dan tahun beroperasinya perusahaan. Pada indeks papan utama, NTA minimal adalah Rp100Milyar dan
minimal telah beroperasi selama 3 tahun. Sedangkan dalam papan pengembang, NTA minimal adala Rp5Milyar dan minimal telah beroperasi selama 1 tahun.
Rahina (2003) meneliti pengaruh ukuran (size) perusahaan, dan Beta terhadap Return saham LQ 45 pada kondisi pasar bullish dan bearish di BEJ perioda 1997-1999. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, baik pada kondisi pasar bullish maupun bearish, Size dan Beta berpengaruh sgnifikan terhadap Return saham. Hal ini berarti Size dan Beta dapat digunakan untuk memrediksi return saham. Dalam kondisi pasar bullish, Size perusahaan berpengaruh negatif signifikan sedangkan Beta berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Pengaruh size perusahaan dan Beta terhadap return saham pada kondisi pasar bearish adalah signifikan, namun berkebalikan dengan kondisi pasar bullish, pada kondisi pasar bearish, size perusahaan berpengaruh positif, sedangkan beta berpengaruh negatif. Maka dapat disimpulkan bahwa investasi pada suatu saham dengan Beta yang semakin besar pada kondisi pasar bullish, maka return saham yang didapatkan juga akan semakin besar. Namun apabila investasi dilakukan pada kondisi pasar bearish, saham dengan beta yang semakin besar akan memberikan return yang semakin kecil. Pada kondisi pasar bullish, saham dengan kapitalisasi saham yang semakin kecil akan memberikan return yang semakin besar. Sebaliknya, saham dengan kapitalisasi saham yang semakin kecil akan memberikan return yang semakin kecil pada kondisi pasar bearish.
Prabawani (2003) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Beta Saham Harian terhadap Return Saham Harian pada Pasar Modal yang Sedang Berkembang” menyatakan bahwa terdapat pengaruh beta yang positif signifikan terhadap Return saham pada hari senin, rabu, kamis, dan jum’at. Pada hari selasa, Beta berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap return saham. Pengaruh negatif Beta terhadap return saham diperkirakan disebabkan oleh adanya outliers dan faktor psikologis investor yang selalu ingin memperoleh return semaksimal mungkin. Selain itu, hasil penelitian telah berhasil membuktikan bahwa pengaruh beta saham terhadap return saham berbeda antar hari perdagangan. Prabawani melakukan penelitian tersebut dengan menggunakan populasi perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ45 pada perioda Januari 2000-Desember 2002.
Sumekar (2003) meneliti pengaruh Size, Beta, dan PBV terhadap Return saham. Penelitian dilakukan pada saham-saham yang terdaftar dalam indeks LQ45 selama perioda 1999-2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, Size, Beta, dan PBV berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Variabel Beta mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Return saham. Secara parsial, Beta dan PBV berpengaruh positif signifikan terhadap Return saham yang artinya semakin tinggi Beta dan PBV, return saham yang dihasilkan semakin besar. Size berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham yang artinya, semakin besar size perusahaan, return yang dihasilkan semakin kecil.
Yuningsih dan Yudaruddin (2007) meneliti pengaruh model 3 faktor (Beta, SMB (size), dan HML (book to market ratio)) terhadap return saham. Yodaruddin melakukan penelitian pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia perioda 2002 hingga 2006. Secara simultan, Beta, SMB, dan HML berpengaruh signifikan terhadap Return saham. Artinya; Beta, SMB, dan HML dapat digunakan untuk memrediksi return saham. Beta dan HML berpengaruh positif signifikan terhadap return saham yang artinya, semakin besar Beta dan HML saham, semakin besar pula return yang dihasilkan. SMB berpengaruh positif signifikan terhadap return saham yang artinya semaki besar SMB, return yang dihasilkan semakin kecil.

ANALISIS KASUS
Return suatu saham dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah Beta. Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa Beta berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Artinya, Beta dapat digunakan untuk memrediksi return saham. Semakin besar Beta, return saham juga semakin besar. Namun, ada penelitian yang menyebutkan bahwa Beta berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham. Hal ini dibuktikan melalui penelitian Rahina. Rahina (2003) menyatakan bahwa dalam kondisi pasar bearish, Beta mempengaruhi return saham secara negatif signifikan. Artinya, semakin besar Beta, return yang dihasilkan semakin kecil. Pada kondisi pasar bullish, Beta berpengaruh positif signifikan terhadap Return saham, artinya semakin besar Beta, semakin besar pula return saham yang dihasilkan.
Hubungan Beta dengan return saham dapat dijelaskan dengan persamaan regresi dengan model CAPM.
Ri = αi + βi.Rm + ei
Dalam kondisi pasar bearish, Return pasar (Rm) cenderung negatif. Akibatnya, beta yang semakin besar akan mengakibatkan Return saham (Ri) yang semakin besar. Dalam kondisi pasar bearish Return pasar yang dihasilkan cenderung positif. Akibatnya, Return saham yang dihasilkan akan semakin besar apabila beta pasar saham semakin besar. Penelitian Rahina memberikan saran bagi investor agar mempertimbangkan Beta saham dan kondisi pasar. Pada kondisi pasar bearish, investasi pada saham dengan nilai Beta yang semakin rendah lebih disarankan. Sebaliknya, pada kondisi pasar bullish, sebaiknya investor lebih memilih untuk berinvestasi pada saham dengan Beta yang tinggi karena return yang dihasilkan lebih besar.
Penelitian Prabawani menjelaskan pengaruh Beta terhadap return saham harian. Berdasarkan hasil penelitian Prabawani, Beta saham berpengaruh positif signifikan terhadap Return saham pada hari senin, rabu, kamis, dan jum’at. Pada return saham hari selasa, Beta berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham. Apabila dikaitkan dengan penelitian Rahina pada tahun 2003, ada kemungkinan bahwa secara umum, kondisi pasar di hari selasa adalah bearish sehingga Beta memiliki korelasi yang negatif dengan return saham.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian terdahulu tersebut, secara umum dapat dikatakan bahwa beta dapat digunakan untuk memrediksi return saham. Penelitian-penelitian terdahulu yang menganalisis kemampuan beta saham untuk memrediksi return saham dengan perioda penelitian satu hingga empat tahun. Melalui perioda penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa beta dapat digunakan untuk memrediksi return saham dalam jangka pendek.

KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut, dapat disimpulkan bahwa Beta dapat digunakan untuk memrediksi return saham jangka pendek. Beta juga dapat menjadi panduan investor dalam berinvestasi. Pada kondisi pasar bearish, sebaiknya investor lebih memilih untuk berinvestasi pada saham atau
sekuritas dengan Beta yang relatif kecil. Namun pada kondisi pasar bullish, sebaiknya investor lebih memilih untuk berinvestasi pada saham dengan Beta yang relatif besar.

DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto, F., dan Sudomo, S. 1998. Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia. PT. Bursa Efek Jakarta.
Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Prabawani, B. 2003. Pengaruh Beta Saham Harian terhadap Return Saham Harian pada Pasar Modal yang Sedang Berkembang. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Rahina, D. N. 2003. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Beta terhadap Return Saham LQ45 pada Pasar Bullish dan Bearish di BEJ perioda 1997-1999. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Sugiarto, A. 2011. Analisa Pengaruh Beta, Size Perusahaan, DER, dan PBV Ratio terhadap Return Saham. Jurnal Dinamika Akuntansi 3:8-14.
Sumekar, K. 2003. Analisis Pengaruh Size, Beta, dan Price to Book Value terhadap Return Saham. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Utomo, W. 2007. Analisis Pengaruh Beta dan Varian Return terhadap Return Saham. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Yuningsih, I. dan Yudaruddin, R. 2007. Pengaruh Model Tiga Faktor terhadap Return Saham. Jurnal Akuntabilitas 7:79-84.
Read more

KANDUNGAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI


KANDUNGAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Tjia Ie Ming (121010034)
Universitas Ma Chung

ABSTRACT
Efficient market hypothesis argues that share prices reflect all information in capital market. This means that decision made by investors, are reaction over information they get. Published financial statements consist of certain information of company. Publication of financial statements have a information content if the publication of financial statements influent investor decision to invest in the capital market. There were many research that analyze the market reaction on publication of financial information by examining the differences of stock return, abnormal return, and trading volume activity during event periods. Some research showed that investor did not respond the publication of financial statements significantly because there was no differences in abnormal return and trading volume around the publication of financial statements. In the other hand, some research showed that publication of annual report have information content because there was an increase on the share return after the financial statements publication.
Key words: efficient market, financial statements publication, share return, abnormal return, trading volume.

PENDAHULUAN
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada aset riil seperti tanah, emas, mesin, bangunan dan aset finansial seperti deposito, saham, obligasi (Tandelilin, 2010). Pasar modal merupakan salah satu wadah bagi investor untuk berinvestasi. Investor membutuhkan informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Investor mengambil keputusan investasi dengan melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan menggunakan indicator teknik dan analisis grafis.
Informasi dianggap memiliki nilai jika informasi tersebut dapat mengubah reaksi para investor yang tercermin dari perubahan harga yang diukur dengan abnormal return dan jumlah transaksi yang diukur dengan trading volume activity (TVA). Jogiyanto (2010) menyebutkan bahwa abnormal return merupakan selisih antara return aktual dan return harapan. Jones (1986) dalam Rahman (2008)
menjelaskan bahwa perhitungan trading volume activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu perioda tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. Jika pengumuman laporan keuangan memiliki informasi, investor akan bereaksi dengan melakukan perdagangan. Jika investor bereaksi positif atas pengumuman laporan keuangan, investor akan mendapatkan return saham yang lebih tinggi.
Pada pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan seluruh informasi yang diterima oleh para investor. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi karena laporan keuangan memiliki kandungan informasi yang dapat memengaruhi reaksi investor. Untuk menguji pasar efisien bentuk setengah kuat, dilakukan studi peristiwa untuk mempelajari reaksi pasar terhadap peristiwa yang informasinya dipublikasikan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pasar Modal
Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berhubungan dengan efek.
Investasi
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada aset riil seperti tanah, emas, mesin, bangunan dan aset finansial seperti deposito, saham, obligasi (Tandelilin, 2010).
Analisis Fundamental
Konsep efisiensi pasar modal diterapkan dalam analisis fundamental. Adanya informasi baru dapat mengubah estimasi nilai-nilai yang digunakan untuk memperkirakan harga saham. Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, lalu analisis industri, dan analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Kondisi perusahaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan dan faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro atau pasar dan kondisi industri (Husnan, 2005).
Analisis ekonomi atau pasar
Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara ekonomi makro dan kinerja pasar modal. Harga saham merupakan cerminan ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, dividen, dan tingkat bunga. Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat pengangguran, inflasi, dan tingkat bunga merupakan variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pertumbuhan PDB yang cepat, penurunan inflasi, menguatnya kurs rupiah tehadap mata uang asing, surplus neraca perdagangan dan pembayaran merupakan sinyal positif bagi investor (Tandelilin, 2010).
Analisis Industri
Analis mengelompokkan industri menjadi growth industry, defensive industry, dan cyclical industry. Growth industry merupakan industri yang memiliki laba jauh lebih tinggi dari rata-rata industri. Defensive industry merupakan industri yang tidak banyak berpengaruh oleh kondisi ekonomi. Cyclical industry merupakan industri yang sangat peka terhadap perubahan kondisi ekonomi. Industri dianalisis melalui penelaahan berbagai data yang menyangkut tentang penjualan, laba, dividen, struktur modal, jenis produk yang dihasilkan, regulasi, inovasi, dan sebagainya. Industri dianalisis dengan mengidentifikasi tahap kehidupan produk, menganalisis hubungan kemampuan operasi dengan kondisi perekonomian makro, kinerja historis, persaingan, kebijakan pemerintah, dan perubahan struktural untuk membantu pemodal menilai prospek industri di masa yang akan datang. (Husnan, 2005).
Analisis Perusahaan
Pemodal sering menggunakan Earning Per Share (EPS) dalam melakukan analisis karena EPS dapat menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan investor untuk menilai perusahaan karena laporan keuangan sangat berguna untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik. Laporan keuangan dapat memberikan informasi bagi investor mengenai kondisi, pertumbuhan, dan prospek
perusahaan di masa depan. Namun, penggunaan laporan keuangan dalam analisis perusahaan memungkinkan terjadinya konflik kepentingan antara investor dan manajemen. Investor menginginkan pelaporan earning apa adanya, sedangkan manajemen menginginkan pelaporan earning dibuat “indah” dengan berbagai perlakuan khusus. Laporan keuangan juga tidak mampu menggambarkan kondisi perusahaan terkini karena laporan keuangan yang disusun pada akhir perioda hanya menggambarkan kondisi perusahaan sesaat. Analisis rasio keuangan seperti analisis rasio profitabilitas, EPS, dan Price Earning Ratio (PER) dapat digunakan untuk menganalisis perusahaan. (Tandelilin, 2010).
Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memerkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut pada masa lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah harga saham mencerminkan informasi yang relevan, informasi ditunjukkan oleh perubahan harga saham di masa lalu, perubahan saham akan memiliki pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal menentukan keputusan jual beli saham dengan menggunakan indikator teknis dan analisis grafis. Beberapa indikator teknis yang sering digunakan adalah moving average, new highs and lows, voluma perdagangan, dan short interest ratio. Penggunaan chart diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai pola, seperti key reversal, head and shoulder, triple tops, ascending and descending triangles dan sebagainya (Husnan, 2005).
Laporan Keuangan
Horngren dan Harrison (2007) mendefinisikan laporan keuangan adalah dokumen yang melaporkan tentang kondisi perusahaan dalam istilah moneter, yang menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan bisnis. Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan laba rugi menyajikan ikhtisar pendapatan dan beban suatu entitas selama periode waktu tertentu. Suhendi (1995) dalam Susilo, Djiwanto, dan Jaryono (2004) menyatakan bahwa aktivitas voluma perdagangan disekitar publikasi secara signifikan lebih besar daripada aktivitas voluma perdagangan pada perioda tanpa
publikasi. Hal ini berarti bahwa publikasi laporan keuangan perusahaan mempengaruhi keputusan investasi para pemodal di Bursa Efek Jakarta.
Efisiensi Pasar Modal
Tandelilin (2010) mendefinisikan pasar efisien sebagai pasar yang harga saham semua sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang tersedia. Jogiyanto (2010) menjelaskan bahwa pasar efisien dapat terjadi jika investor adalah penerima harga, informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dengan harga murah, informasi dihasilkan secara acak, dan investor mereaksi informasi yang ada dengan cepat. Pasar menjadi tidak efisien jika ada sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat memengaruhi harga sekuritas, harga informasi mahal, akses informasi antar pelaku pasar tidak seragam terhadap informasi yang sama, informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku pasar, dan investor adalah individu yang tidak canggih. Efisiensi pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu (Jogiyanto, 2010).
1. Efisiensi pasar secara informasi
Efisiensi pasar secara informasi merupakan efisiensi pasar ditinjau dari ketersediaan informasi. Fama (1970) dalam Jogiyanto (2010) menyajikan tiga macam bentuk informasi yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat. Berdasarkan jenis informasinya, efisinsi pasar dibagi menjadi tiga yaitu.
a. Efisiensi pasar bentuk lemah
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi masa lalu. Perubahan harga yang terjadi hari ini tidak ada hubungannya dengan perubahan harga yang terjadi kemarin. Informasi masa lalu tidak dapat digunakan untuk memrediksi harga sekarang, sehingga investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan tidak normal. Pengujian efisiensi pasar bentuk lemah dilakukan dengan pengujian pendugaan return melalui pengujian korelasi, regresi linier, pengujian run, dan pengujian aturan perdagangan secara teknis, untuk mengetahui seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada dalam laporan keuangan emiten. Informasi dalam efisiensi pasar bentuk setengah kuat mencakup informasi yang dimaksud pada efisiensi pasar bentuk lemah dan semua informasi yang tersedia bagi publik. Informasi yang dipublikasikan yaitu.
1. Informasi yang dipublikasikan yang hanya memengaruhi harga sekuritas perusahaan yang memublikasikan informasi tersebut, seperti pengumuman laba, pengembangan produk baru, pembagian dividen, merger, akuisisi, dan pergantian pemimpin.
2. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga sekuritas sejumlah perusahaan, seperti regulasi peningkatan kebutuhan cadangan.
3. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham, seperti peraturan pemerintah.
Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dilakukan dengan studi peristiwa untuk mengetahui seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat untuk menyerap return tak normal untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Studi peristiwa juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman, dengan melihat reaksi dari suatu pengumuman, yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan, yang diukur dengan menggunakan return tak normal. Pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan return tak normal kepada pasar.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga sekuritas mencerminkan secara penuh semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat, sehingga tidak ada pihak yang dapat memperoleh abnormal return. Pengujian efisiensi pasar bentuk kuat dilakukan dengan pengujian terhadap informasi privat untuk mengetahui ada tidaknya informasi privat yang dimiliki investor, yang tidak direfleksikan pada harga
sekuritas. Pengujian pasar bentuk kuat dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan proksi karena informasi privat yang akan diuji tidak dapat diobservasi secara langsung. Proksi yang digunakan adalah return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh oleh portofolio reksa dana karena corporate insider dan reksa dana dianggap memiliki informasi privat dalam perdagangan sekuritas.
2. Efisiensi pasar secara keputusan
Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Efisiensi pasar secara keputusan merupakan efisiensi pasar ditinjau dari kecanggihan para pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia.
Tingkat Keuntungan atas Investasi
Return Aktual
Return realisasian merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga perioda yang lalu (Jogiyanto, 2010).
Return Harapan
Return ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa depan yang dapat dihitung melalui tiga pendekatan berikut (Jogiyanto, 2010).
1. Mean-adjusted Model
Model ini menganggap bahwa return harapan bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama perioda estimasi. Model ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
E(Ri,t): return harapan sekuritas ke-i pada perioda peristiwa ke-t
Ri,j: return harapan sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j
T: lama perioda estimasi, yaitu dari ti sampai t2
2. Market Model
Perhitungan return harapan dengan model ini dilakukan dengan cara membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama perioda estimasi dan menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi
return harapan di perioda jendela. Model ekspektasi dibentuk dengan menggunakan teknik regresi dengan persamaan sebagai berikut.
Ri,j = αi + βi x RMj + εi,j
RMj =
Keterangan:
Ri,j: return realisasian sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j
αi: intercept untuk sekuritas ke-i
βi: koefisien slope yang merupakan beta sekuritas ke-i
RMj: return indeks pasar pada perioda estimasi ke-j
εi,j: kesalahan residu sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j
3. Market Adjusted Model
Model ini menganggap bahwa besar return ekspektasian yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar saat itu.
Abnormal return
Return tak normal merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terhadap return ekspektasian. Rata-rata return taknormal dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Keterangan:
Ri,t: return aktual sekuritas ke-i pada perioda peristiwa ke-t
E(Ri,t): return harapan sekuritas ke-i pada perioda peristiwa ke-t
RRTNt: rata-rata return tak normal pada hari ke-t
RTNi,t: return tak normal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
k: jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Akumulasi return tak normal untuk masing-masing sekuritas dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Keterangan:
ARTNi,t: akumulasi return tak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari return tak normal sekuritas ke-i mulai hari awal perioda peristiwa (t3) sampai hari ke-t
RTNi,a: return tak normal sekuritas ke-i pada hari ke-a mulai hari awal perioda peristiwa (t3)sampai hari ke-t
Akumulasi return tak normal untuk banyak sekuritas dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Keterangan:
ARRTNt: akumulasi rata-rata return tak normal pada hari ke-t
ARTNi,t: akumulasi return tak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t
k: jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Voluma Perdagangan
Husnan (1998) dalam Rahman (2008) menjelaskan bahwa volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan di bursa pada waktu tertetu, yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kegiatan perdagangan saham. Jones (1986) dalam Rahman (2008) menjelaskan bahwa perhitungan trading volume activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu perioda tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

KONTROVERSI HASIL PENELITIAN
Rahman (2008) meneliti reaksi pasar sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI perioda 2004-2006. Ia menganalisis reaksi pasar modal terhadap publikasi laporan keuangan dengan memeriksa perbedaan return saham, abnormal return, dan Trading Volume Activity (TVA) selama 7 hari perioda peristiwa. Ia menggunakan perioda estimasi selama 30 hari untuk mengestimasi return harapan. Return harapan diestimasi dengan menggunakan Market Model. Penelitiannya menggunakan 26 perusahaan perbankan sebagai populasi. Sampel dipilih dengan kriteria perusahaan bank yang aktif di BEI tahun 2004-2006 dan tiga tahun telah memublikasikan laporan keuangan, sehingga didapat 20 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian. Data publikasi laporan keuangan diperoleh dari Harian Bisnis Indonesia. Data abnormal return dan volume perdagangan didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006. Penelitiannya telah berhasil membuktikan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada abnormal return saham yang terjadi baik sebelum dan sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap abnormal return saham, sehingga investor kurang merespon informasi publikasi laporan keuangan. Selain itu, penelitian Rahman juga membuktikan bahwa tidak
ada perbedaan signifikan pada voluma perdagangan yang terjadi baik sebelum dan setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap voluma perdagangan, sehingga investor kurang merespon publikasi laporan keuangan. Jadi, investor tidak bereaksi lebih atas publikasi laporan keuangan yang dilakukan perusahaan perbankan pada periode t-1 dan t+1, t-2 dan t+2, t-3 dan t+3 pada tahun 2004-2006.
Putra (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh pasar atas pengumuman laporan keuangan tahunan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Sampel dalam penelitiannya adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 perioda 1 Februari hingga 31 Juli 2002. Ia menggunakan 11 hari perioda peristiwa dan perioda estimasi selama 60 hari. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda nonrandom sampling dengan kriteria saham perusahaan aktif diperdagangkan di BEJ, saham perusahaan terdaftar dalam indeks LQ 45 perioda 1 Februari hingga 31 Juli 2002, perusahaan mengumumkan laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2001 antara 9 April sampai 31 Juli 2002 dan tanggal pengumuman laporan keuangan tidak bertepatan dengan hari libur perdagangan bursa, pengumuman dividen, stock split, right issue, merger, akuisisi, dan restrukturisasi manajemen. Penelitian Putra (2009) berhasil membuktikan bahwa pasar bereaksi terhadap harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan yang diamati, sehingga ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat adanya peristiwa tersebut. Selain itu, hasil penelitiannya juga menunjukkan terdapat perbedaan kegiatan perdagangan saham secara signifikan sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan yang diamati. Dengan kata lain, pasar modal bereaksi terhadap peristiwa pengumuman laporan keuangan tahun 2001 dan peristiwa pengumuman laporan keuangan tahun 2001 memengaruhi investor dalam kegiatan perdagangan sahamnya di pasar modal.

PEMBAHASAN
Telah ada banyak penelitian yang menguji reaksi pasar terhadap publikasi laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan Rahman (2008) membuktikan bahwa abnormal return dan trading volume activity tidak signifikan sebelum dan sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa laporan
keuangan tidak memiliki kandungan informasi yang dapat memengaruhi keputusan investasi investor. Tidak adanya kandungan informasi dalam publikasi laporan keuangan mungkin disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1. Ada informasi lain yang lebih menjadi perhatian investor dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga investor tidak bereaksi terhadap adanya publikasi laporan keuangan.
Informasi lain yang dapat memengaruhi keputusan investasi investor adalah informasi politik dan kondisi ekonomi makro seperti inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2004, terjadi pemilihan umum yang dapat memengaruhi keputusan jual beli saham di pasar modal. Product Domestic Bruto (PDB) tahun 2004 sebesar 5,1%, kemudian meningkat di tahun 2005 menjadi 5,7%, dan menurun kembali di tahun 2006 menjadi 5,5% (www.presidenri.go.id). Inflasi tahun 2004 mencapai 6,4%, lalu meningkat tajam pada tahun 2005 menjadi 17,1%, dan menurun drastis pada tahun 2006 menjadi 6,6% (http://finance.detik.com). Selain itu, suku bunga BI selama tahun 2004-2006 pernah mencapai 8,5% kemudian meningkat hingga 12,75% dan menurun hingga 9,75% (www.bi.go.id). Selain laporan keuangan, kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2004-2006 merupakan salah satu informasi yang penting dan dapat menjadi pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Analisis fundamental yang dilakukan dengan analisis laporan keuangan memiliki kelemahan.
Laporan keuangan merupakan sumber informasi utama untuk analisis laporan keuangan. Kualitas analisis laporan keuangan bergantung pada keandalan laporan keuangan. Informasi yang andal harus dapat diverifikasi, disajikan secara jujur sesuai dengan realitas, dan informasi tersebut tidak bias. Akuntansi melibatkan banyak pertimbangan. Kesalahan estimasi akuntansi karena informasi yang tidak lengkap dan tidak tepat dapat memengaruhi keandalan laporan keuangan. Ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan karena perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang berbeda untuk peristiwa yang sama. Ketidaktepatan penggunaan estimasi dapat mengakibatkan penyimpangan informasi akuntansi, yang dapat mengakibatkan
ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan. Laporan keuangan juga tidak mampu menggambarkan kondisi perusahaan terkini karena laporan keuangan yang disusun pada akhir perioda hanya menggambarkan kondisi perusahaan sesaat.
3. Investor tidak percaya terhadap laporan keuangan perusahaan karena laporan keuangan perusahaan belum tentu mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
Manajemen laba merupakan hasil dari kebebasan dalam akuntansi akrual. Akuntansi akrual membutuhkan estimasi dan penilaian karena kompleksitas dan keragaman aktivitas usaha, sehingga tidak mungkin meniadakan pilihan dan estimasi. Penggunaan penilaian dan estimasi dalam akuntansi memberikan kebebasan bagi manajer untuk menyajikan gambaran aktivitas usaha perusahaan yang lebih informatif. Namun, kebebasan ini dapat digunakan manajer untuk mengubah angka akuntansi untuk tujuan pribadi, sehingga mengurangi kualitas laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan investasi.
Pelaporan laba memungkinkan terjadinya konflik kepentingan antara investor dan manajemen. Investor menginginkan pelaporan earning apa adanya, sedangkan manajemen menginginkan pelaporan earning dibuat “indah” dengan berbagai perlakuan khusus. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk melakukan manajemen laba dengan motif tertentu. Manajer dapat mempercantik laporan keuangan untuk memperoleh bonus yang lebih tinggi. Laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi terhadap informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dan ketidaktepatan analisis laporan keuangan sebagai salah satu faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan investasi.
4. Tidak semua investor memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisis laporan keuangan.
Setiap orang dapat berinvestasi meskipun tidak memiliki pengetahuan yang memadai terhadap analisis teknikal dan fundamental. Pengguna laporan keuangan sangat beragam. Semua investor bereaksi atas informasi dengan pemahaman dan kompetensi yang tidak sama. Investor yang tidak canggih
dapat merespon informasi secara tidak tepat. Analisis laporan keuangan membutuhkan banyak pengalaman, pemahaman dan kompetensi yang baik dari investor. Analisis laporan keuangan juga memerlukan pengetahuan akuntansi yang memadai. Analis yang tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam menganalisis laporan keuangan dapat mengabaikan analisis akuntansi dan mengambil keputusan investasi apa adanya.
5. Implikasi efisiensi pasar pada analisis
Efficient Market Hypothesis (EMH) berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan. EMH mengasumsikan bahwa adanya investor yang canggih. EMH menyatakan bahwa jika seluruh informasi dengan mudah terefleksi dalam harga, usaha untuk mendapatkan imbalan melalui analisis laporan keuangan adalah sia-sia (Wild dan Subramayam, 2010). Implikasi EMH adalah analisis laporan keuangan tidak berguna. Efisiensi pasar tidak hanya bergantung pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada interpretasi yang benar. Informasi yang ada tanpa diinterpretasi secara tepat merupakan kegagalan dalam analisis laporan keuangan.
6. Investor tidak mengejar keuntungan atas investasi jangka panjang.
Dalam analisis fundamental, investor membutuhkan pengalaman dan kemampuan yang baik untuk memutuskan membeli, menahan, atau menjual saham. Investor jangka panjang membutuhkan analisis fundamental untuk mengetahui kondisi dan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
Investasi dalam saham memberikan pengembalian berupa capital gain dan dividen, sedangkan investasi dalam saham memberikan pengembalian berupa capital gain dan bunga. Ada jenis investor yang lebih mengejar keuntungan jangka pendek melalui selisih perubahan harga daripada mengejar keuntungan jangka panjang berupa dividen. Investor jangka pendek ini biasanya menggunakan analisis teknikal berupa analisis chart untuk memutuskan jual beli saham. Hal ini karena analisis fundamental membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan analisis sebelum investor mengambil keputusan investasi. Selain itu, dibutuhkan kompetensi yang memadai bagi investor untuk
melakukan analisis fundamental. Interpretasi yang salah dapat mengakibatkan pengambilan keputusan investasi yang salah.
Putra (2009) berhasil membuktikan bahwa bahwa pasar bereaksi terhadap harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan yang diamati, yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diperoleh pemegang saham dan perbedaan kegiatan perdagangan saham secara signifikan akibat adanya peristiwa tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan investasi jangka panjang. Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai posisi keuangan pada saat tertentu dan kinerja perusahaan selama perioda tertentu. Informasi dalam laporan keuangan dapat dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai kinerja dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Melalui laporan keuangan, perusahaan dapat melakukan analisis kredit dengan melakukan analisis likuiditas dan analisis solvabilitas, analisis profitabilitas, analisis aktivitas, analisis arus kas, dan penilaian untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

SIMPULAN
Investasi bertujuan untuk menambah kekayaan dan kemakmuran yang dilakukan dengan menunda konsumsi untuk memperoleh keuntungan di masa depan. Pasar modal merupakan salah satu wadah bagi investor untuk berinvestasi. Dalam pengambilan keputusan investasi, investor membutuhkan informasi sebagai dasar melakukan jual beli saham. Dalam pengambilan keputusan investasi, perusahaan dapat melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dilakukan dengan menganalisis ekonomi atau pasar, analisis industri, dan analisis perusahaan. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan analisis grafis dan indikator teknis. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan investor dalam analisis fundamental berupa analisis laporan keuangan.
Investor menjadikan laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Kandungan informasi dalam laporan keuangan dapat memengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Analisis terhadap rasio keuangan sebagai salah satu analisis fundamental yang
dapat memengaruhi kebijakan investasi investor memerlukan pengalaman yang banyak, kompetensi yang baik, dan pemahaman yang benar dari investor. Adanya informasi dalam laporan keuangan tanpa disertai reaksi yang benar atas informasi tersebut dapat mengakibatkan investor mengambil keputusan investasi yang salah. Interpretasi investor terhadap informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan akan memengaruhi reaksi investor terhadap informasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Fama, E. F. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work. Journal of Finance 25 (1970). Halaman 383-417.
http://eprints.undip.ac.id/176111HERVI_ANDITA_RAHMAN.pdf. Diakses tanggal 30 November 2012 pukul 09:09.
http://finance.detik.com. Diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 9:35.
http://kompilek.stieken.ac.id/images/content/Iwan_SetyaPutra_Kompilek_Vol1_No1-03Juli2012-559851.pdf. Diakses tanggal 30 November 2012 pukul 19:15.
http://www.presidenri.go.id. Diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 9:30.
Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. Yogyakarta: YKPN
Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7. Yogyakarta: PT BPFE.
Jones, C. P. 1997. Invesment: Analysis and Management. Sixth Edition. New Jersey: John Wiley and Sons Publisher.
Putra, I. S. 2009. Pengaruh Pasar atas Pengumuman Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan di BursaEfek Jakarta. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. Volume 1, No.1. Halaman 1-125.
Rahman, H. A. 2008. Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Perioda 2004-2006. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Suhendi, S. K. 1995. Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan terhadap Volume Perdagangan. Laporan Internship. Magister Managemen UGM Jogjakarta.
Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Wild, J. J dan Subramanyam, K. R. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
www.bi.go.id. Diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 9:40.
Read more

KANDUNGAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI


KANDUNGAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN
SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI
Tjia Ie Ming (121010034)
Universitas Ma Chung

ABSTRACT
Efficient market hypothesis argues that share prices reflect all information in capital market. This means that decision made by investors, are reaction over information they get. Published financial statements consist of certain information of company. Publication of financial statements have a information content if the publication of financial statements influent investor decision to invest in the capital market. There were many research that analyze the market reaction on publication of financial information by examining the differences of stock return, abnormal return, and trading volume activity during event periods. Some research showed that investor did not respond the publication of financial statements significantly because there was no differences in abnormal return and trading volume around the publication of financial statements. In the other hand, some research showed that publication of annual report have information content because there was an increase on the share return after the financial statements publication.
Key words: efficient market, financial statements publication, share return, abnormal return, trading volume.

PENDAHULUAN
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada aset riil seperti tanah, emas, mesin, bangunan dan aset finansial seperti deposito, saham, obligasi (Tandelilin, 2010). Pasar modal merupakan salah satu wadah bagi investor untuk berinvestasi. Investor membutuhkan informasi dalam pengambilan keputusan investasi. Investor mengambil keputusan investasi dengan melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dapat dilakukan dengan analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan menggunakan indicator teknik dan analisis grafis.
Informasi dianggap memiliki nilai jika informasi tersebut dapat mengubah reaksi para investor yang tercermin dari perubahan harga yang diukur dengan abnormal return dan jumlah transaksi yang diukur dengan trading volume activity (TVA). Jogiyanto (2010) menyebutkan bahwa abnormal return merupakan selisih antara return aktual dan return harapan. Jones (1986) dalam Rahman (2008)
menjelaskan bahwa perhitungan trading volume activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu perioda tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama. Jika pengumuman laporan keuangan memiliki informasi, investor akan bereaksi dengan melakukan perdagangan. Jika investor bereaksi positif atas pengumuman laporan keuangan, investor akan mendapatkan return saham yang lebih tinggi.
Pada pasar modal yang efisien, harga saham mencerminkan seluruh informasi yang diterima oleh para investor. Laporan keuangan merupakan salah satu dasar bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi karena laporan keuangan memiliki kandungan informasi yang dapat memengaruhi reaksi investor. Untuk menguji pasar efisien bentuk setengah kuat, dilakukan studi peristiwa untuk mempelajari reaksi pasar terhadap peristiwa yang informasinya dipublikasikan.

TINJAUAN PUSTAKA
Pasar Modal
Menurut Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berhubungan dengan efek.
Investasi
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana yang dilakukan saat ini untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada aset riil seperti tanah, emas, mesin, bangunan dan aset finansial seperti deposito, saham, obligasi (Tandelilin, 2010).
Analisis Fundamental
Konsep efisiensi pasar modal diterapkan dalam analisis fundamental. Adanya informasi baru dapat mengubah estimasi nilai-nilai yang digunakan untuk memperkirakan harga saham. Analisis fundamental umumnya dilakukan dengan tahapan melakukan analisis ekonomi terlebih dahulu, lalu analisis industri, dan analisis perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Kondisi perusahaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor internal perusahaan dan faktor eksternal seperti kondisi ekonomi makro atau pasar dan kondisi industri (Husnan, 2005).
Analisis ekonomi atau pasar
Analisis ekonomi perlu dilakukan karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara ekonomi makro dan kinerja pasar modal. Harga saham merupakan cerminan ekspektasi investor terhadap faktor-faktor earning, dividen, dan tingkat bunga. Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat pengangguran, inflasi, dan tingkat bunga merupakan variabel ekonomi makro yang perlu diperhatikan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pertumbuhan PDB yang cepat, penurunan inflasi, menguatnya kurs rupiah tehadap mata uang asing, surplus neraca perdagangan dan pembayaran merupakan sinyal positif bagi investor (Tandelilin, 2010).
Analisis Industri
Analis mengelompokkan industri menjadi growth industry, defensive industry, dan cyclical industry. Growth industry merupakan industri yang memiliki laba jauh lebih tinggi dari rata-rata industri. Defensive industry merupakan industri yang tidak banyak berpengaruh oleh kondisi ekonomi. Cyclical industry merupakan industri yang sangat peka terhadap perubahan kondisi ekonomi. Industri dianalisis melalui penelaahan berbagai data yang menyangkut tentang penjualan, laba, dividen, struktur modal, jenis produk yang dihasilkan, regulasi, inovasi, dan sebagainya. Industri dianalisis dengan mengidentifikasi tahap kehidupan produk, menganalisis hubungan kemampuan operasi dengan kondisi perekonomian makro, kinerja historis, persaingan, kebijakan pemerintah, dan perubahan struktural untuk membantu pemodal menilai prospek industri di masa yang akan datang. (Husnan, 2005).
Analisis Perusahaan
Pemodal sering menggunakan Earning Per Share (EPS) dalam melakukan analisis karena EPS dapat menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan investor untuk menilai perusahaan karena laporan keuangan sangat berguna untuk menentukan keputusan investasi yang terbaik. Laporan keuangan dapat memberikan informasi bagi investor mengenai kondisi, pertumbuhan, dan prospek
perusahaan di masa depan. Namun, penggunaan laporan keuangan dalam analisis perusahaan memungkinkan terjadinya konflik kepentingan antara investor dan manajemen. Investor menginginkan pelaporan earning apa adanya, sedangkan manajemen menginginkan pelaporan earning dibuat “indah” dengan berbagai perlakuan khusus. Laporan keuangan juga tidak mampu menggambarkan kondisi perusahaan terkini karena laporan keuangan yang disusun pada akhir perioda hanya menggambarkan kondisi perusahaan sesaat. Analisis rasio keuangan seperti analisis rasio profitabilitas, EPS, dan Price Earning Ratio (PER) dapat digunakan untuk menganalisis perusahaan. (Tandelilin, 2010).
Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memerkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut pada masa lalu. Pemikiran yang mendasari analisis tersebut adalah harga saham mencerminkan informasi yang relevan, informasi ditunjukkan oleh perubahan harga saham di masa lalu, perubahan saham akan memiliki pola tertentu dan pola tersebut akan berulang. Analisis teknikal menentukan keputusan jual beli saham dengan menggunakan indikator teknis dan analisis grafis. Beberapa indikator teknis yang sering digunakan adalah moving average, new highs and lows, voluma perdagangan, dan short interest ratio. Penggunaan chart diharapkan dapat mengidentifikasi berbagai pola, seperti key reversal, head and shoulder, triple tops, ascending and descending triangles dan sebagainya (Husnan, 2005).
Laporan Keuangan
Horngren dan Harrison (2007) mendefinisikan laporan keuangan adalah dokumen yang melaporkan tentang kondisi perusahaan dalam istilah moneter, yang menyediakan informasi untuk membantu pengambilan keputusan bisnis. Laporan keuangan terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan laba rugi menyajikan ikhtisar pendapatan dan beban suatu entitas selama periode waktu tertentu. Suhendi (1995) dalam Susilo, Djiwanto, dan Jaryono (2004) menyatakan bahwa aktivitas voluma perdagangan disekitar publikasi secara signifikan lebih besar daripada aktivitas voluma perdagangan pada perioda tanpa
publikasi. Hal ini berarti bahwa publikasi laporan keuangan perusahaan mempengaruhi keputusan investasi para pemodal di Bursa Efek Jakarta.
Efisiensi Pasar Modal
Tandelilin (2010) mendefinisikan pasar efisien sebagai pasar yang harga saham semua sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang tersedia. Jogiyanto (2010) menjelaskan bahwa pasar efisien dapat terjadi jika investor adalah penerima harga, informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat yang bersamaan dengan harga murah, informasi dihasilkan secara acak, dan investor mereaksi informasi yang ada dengan cepat. Pasar menjadi tidak efisien jika ada sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat memengaruhi harga sekuritas, harga informasi mahal, akses informasi antar pelaku pasar tidak seragam terhadap informasi yang sama, informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku pasar, dan investor adalah individu yang tidak canggih. Efisiensi pasar dapat dibedakan menjadi dua yaitu (Jogiyanto, 2010).
1. Efisiensi pasar secara informasi
Efisiensi pasar secara informasi merupakan efisiensi pasar ditinjau dari ketersediaan informasi. Fama (1970) dalam Jogiyanto (2010) menyajikan tiga macam bentuk informasi yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan, dan informasi privat. Berdasarkan jenis informasinya, efisinsi pasar dibagi menjadi tiga yaitu.
a. Efisiensi pasar bentuk lemah
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga sekuritas mencerminkan secara penuh informasi masa lalu. Perubahan harga yang terjadi hari ini tidak ada hubungannya dengan perubahan harga yang terjadi kemarin. Informasi masa lalu tidak dapat digunakan untuk memrediksi harga sekarang, sehingga investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntungan tidak normal. Pengujian efisiensi pasar bentuk lemah dilakukan dengan pengujian pendugaan return melalui pengujian korelasi, regresi linier, pengujian run, dan pengujian aturan perdagangan secara teknis, untuk mengetahui seberapa kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk setengah kuat jika harga sekuritas secara penuh mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang ada dalam laporan keuangan emiten. Informasi dalam efisiensi pasar bentuk setengah kuat mencakup informasi yang dimaksud pada efisiensi pasar bentuk lemah dan semua informasi yang tersedia bagi publik. Informasi yang dipublikasikan yaitu.
1. Informasi yang dipublikasikan yang hanya memengaruhi harga sekuritas perusahaan yang memublikasikan informasi tersebut, seperti pengumuman laba, pengembangan produk baru, pembagian dividen, merger, akuisisi, dan pergantian pemimpin.
2. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga sekuritas sejumlah perusahaan, seperti regulasi peningkatan kebutuhan cadangan.
3. Informasi yang dipublikasikan yang memengaruhi harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham, seperti peraturan pemerintah.
Pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat dilakukan dengan studi peristiwa untuk mengetahui seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang dipublikasikan. Pasar dikatakan efisien bentuk setengah kuat jika investor bereaksi dengan cepat untuk menyerap return tak normal untuk menuju ke harga keseimbangan yang baru. Studi peristiwa juga dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dari suatu pengumuman, dengan melihat reaksi dari suatu pengumuman, yang ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan, yang diukur dengan menggunakan return tak normal. Pengumuman yang memiliki kandungan informasi akan memberikan return tak normal kepada pasar.
c. Efisiensi pasar bentuk kuat
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga sekuritas mencerminkan secara penuh semua informasi yang tersedia termasuk informasi privat, sehingga tidak ada pihak yang dapat memperoleh abnormal return. Pengujian efisiensi pasar bentuk kuat dilakukan dengan pengujian terhadap informasi privat untuk mengetahui ada tidaknya informasi privat yang dimiliki investor, yang tidak direfleksikan pada harga
sekuritas. Pengujian pasar bentuk kuat dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan proksi karena informasi privat yang akan diuji tidak dapat diobservasi secara langsung. Proksi yang digunakan adalah return yang diperoleh oleh corporate insider dan return yang diperoleh oleh portofolio reksa dana karena corporate insider dan reksa dana dianggap memiliki informasi privat dalam perdagangan sekuritas.
2. Efisiensi pasar secara keputusan
Pasar yang efisien secara informasi belum tentu efisien secara keputusan. Efisiensi pasar secara keputusan merupakan efisiensi pasar ditinjau dari kecanggihan para pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan analisis dari informasi yang tersedia.
Tingkat Keuntungan atas Investasi
Return Aktual
Return realisasian merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga perioda yang lalu (Jogiyanto, 2010).
Return Harapan
Return ekspektasian merupakan return yang diharapkan akan diperoleh investor di masa depan yang dapat dihitung melalui tiga pendekatan berikut (Jogiyanto, 2010).
1. Mean-adjusted Model
Model ini menganggap bahwa return harapan bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasian sebelumnya selama perioda estimasi. Model ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
E(Ri,t): return harapan sekuritas ke-i pada perioda peristiwa ke-t
Ri,j: return harapan sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j
T: lama perioda estimasi, yaitu dari ti sampai t2
2. Market Model
Perhitungan return harapan dengan model ini dilakukan dengan cara membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama perioda estimasi dan menggunakan model ekspektasi untuk mengestimasi
return harapan di perioda jendela. Model ekspektasi dibentuk dengan menggunakan teknik regresi dengan persamaan sebagai berikut.
Ri,j = αi + βi x RMj + εi,j
RMj =
Keterangan:
Ri,j: return realisasian sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j
αi: intercept untuk sekuritas ke-i
βi: koefisien slope yang merupakan beta sekuritas ke-i
RMj: return indeks pasar pada perioda estimasi ke-j
εi,j: kesalahan residu sekuritas ke-i pada perioda estimasi ke-j
3. Market Adjusted Model
Model ini menganggap bahwa besar return ekspektasian yang diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar saat itu.
Abnormal return
Return tak normal merupakan kelebihan return yang sesungguhnya terhadap return ekspektasian. Rata-rata return taknormal dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Keterangan:
Ri,t: return aktual sekuritas ke-i pada perioda peristiwa ke-t
E(Ri,t): return harapan sekuritas ke-i pada perioda peristiwa ke-t
RRTNt: rata-rata return tak normal pada hari ke-t
RTNi,t: return tak normal untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t
k: jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Akumulasi return tak normal untuk masing-masing sekuritas dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Keterangan:
ARTNi,t: akumulasi return tak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t, yang diakumulasi dari return tak normal sekuritas ke-i mulai hari awal perioda peristiwa (t3) sampai hari ke-t
RTNi,a: return tak normal sekuritas ke-i pada hari ke-a mulai hari awal perioda peristiwa (t3)sampai hari ke-t
Akumulasi return tak normal untuk banyak sekuritas dapat dirumuskan sebagai berikut (Jogiyanto, 2010).
Keterangan:
ARRTNt: akumulasi rata-rata return tak normal pada hari ke-t
ARTNi,t: akumulasi return tak normal sekuritas ke-i pada hari ke-t
k: jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Voluma Perdagangan
Husnan (1998) dalam Rahman (2008) menjelaskan bahwa volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan di bursa pada waktu tertetu, yang dapat digunakan sebagai indikator untuk mengetahui kegiatan perdagangan saham. Jones (1986) dalam Rahman (2008) menjelaskan bahwa perhitungan trading volume activity (TVA) dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu perioda tertentu dengan keseluruhan jumlah saham beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama, yang dapat dirumuskan sebagai berikut.

KONTROVERSI HASIL PENELITIAN
Rahman (2008) meneliti reaksi pasar sebelum dan setelah publikasi laporan keuangan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI perioda 2004-2006. Ia menganalisis reaksi pasar modal terhadap publikasi laporan keuangan dengan memeriksa perbedaan return saham, abnormal return, dan Trading Volume Activity (TVA) selama 7 hari perioda peristiwa. Ia menggunakan perioda estimasi selama 30 hari untuk mengestimasi return harapan. Return harapan diestimasi dengan menggunakan Market Model. Penelitiannya menggunakan 26 perusahaan perbankan sebagai populasi. Sampel dipilih dengan kriteria perusahaan bank yang aktif di BEI tahun 2004-2006 dan tiga tahun telah memublikasikan laporan keuangan, sehingga didapat 20 perusahaan sebagai sampel dalam penelitian. Data publikasi laporan keuangan diperoleh dari Harian Bisnis Indonesia. Data abnormal return dan volume perdagangan didapat dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2006. Penelitiannya telah berhasil membuktikan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada abnormal return saham yang terjadi baik sebelum dan sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap abnormal return saham, sehingga investor kurang merespon informasi publikasi laporan keuangan. Selain itu, penelitian Rahman juga membuktikan bahwa tidak
ada perbedaan signifikan pada voluma perdagangan yang terjadi baik sebelum dan setelah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini mungkin disebabkan pada hari publikasi ada suatu peristiwa lain yang lebih berpengaruh terhadap voluma perdagangan, sehingga investor kurang merespon publikasi laporan keuangan. Jadi, investor tidak bereaksi lebih atas publikasi laporan keuangan yang dilakukan perusahaan perbankan pada periode t-1 dan t+1, t-2 dan t+2, t-3 dan t+3 pada tahun 2004-2006.
Putra (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh pasar atas pengumuman laporan keuangan tahunan pada perusahaan yang terdaftar di BEJ. Sampel dalam penelitiannya adalah perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 perioda 1 Februari hingga 31 Juli 2002. Ia menggunakan 11 hari perioda peristiwa dan perioda estimasi selama 60 hari. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda nonrandom sampling dengan kriteria saham perusahaan aktif diperdagangkan di BEJ, saham perusahaan terdaftar dalam indeks LQ 45 perioda 1 Februari hingga 31 Juli 2002, perusahaan mengumumkan laporan keuangan tahunan per 31 Desember 2001 antara 9 April sampai 31 Juli 2002 dan tanggal pengumuman laporan keuangan tidak bertepatan dengan hari libur perdagangan bursa, pengumuman dividen, stock split, right issue, merger, akuisisi, dan restrukturisasi manajemen. Penelitian Putra (2009) berhasil membuktikan bahwa pasar bereaksi terhadap harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan yang diamati, sehingga ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat adanya peristiwa tersebut. Selain itu, hasil penelitiannya juga menunjukkan terdapat perbedaan kegiatan perdagangan saham secara signifikan sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan yang diamati. Dengan kata lain, pasar modal bereaksi terhadap peristiwa pengumuman laporan keuangan tahun 2001 dan peristiwa pengumuman laporan keuangan tahun 2001 memengaruhi investor dalam kegiatan perdagangan sahamnya di pasar modal.

PEMBAHASAN
Telah ada banyak penelitian yang menguji reaksi pasar terhadap publikasi laporan keuangan. Hasil penelitian yang dilakukan Rahman (2008) membuktikan bahwa abnormal return dan trading volume activity tidak signifikan sebelum dan sesudah tanggal publikasi laporan keuangan. Hal ini membuktikan bahwa laporan
keuangan tidak memiliki kandungan informasi yang dapat memengaruhi keputusan investasi investor. Tidak adanya kandungan informasi dalam publikasi laporan keuangan mungkin disebabkan oleh beberapa faktor berikut.
1. Ada informasi lain yang lebih menjadi perhatian investor dalam pengambilan keputusan investasi, sehingga investor tidak bereaksi terhadap adanya publikasi laporan keuangan.
Informasi lain yang dapat memengaruhi keputusan investasi investor adalah informasi politik dan kondisi ekonomi makro seperti inflasi, suku bunga, pertumbuhan ekonomi. Pada tahun 2004, terjadi pemilihan umum yang dapat memengaruhi keputusan jual beli saham di pasar modal. Product Domestic Bruto (PDB) tahun 2004 sebesar 5,1%, kemudian meningkat di tahun 2005 menjadi 5,7%, dan menurun kembali di tahun 2006 menjadi 5,5% (www.presidenri.go.id). Inflasi tahun 2004 mencapai 6,4%, lalu meningkat tajam pada tahun 2005 menjadi 17,1%, dan menurun drastis pada tahun 2006 menjadi 6,6% (http://finance.detik.com). Selain itu, suku bunga BI selama tahun 2004-2006 pernah mencapai 8,5% kemudian meningkat hingga 12,75% dan menurun hingga 9,75% (www.bi.go.id). Selain laporan keuangan, kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2004-2006 merupakan salah satu informasi yang penting dan dapat menjadi pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Analisis fundamental yang dilakukan dengan analisis laporan keuangan memiliki kelemahan.
Laporan keuangan merupakan sumber informasi utama untuk analisis laporan keuangan. Kualitas analisis laporan keuangan bergantung pada keandalan laporan keuangan. Informasi yang andal harus dapat diverifikasi, disajikan secara jujur sesuai dengan realitas, dan informasi tersebut tidak bias. Akuntansi melibatkan banyak pertimbangan. Kesalahan estimasi akuntansi karena informasi yang tidak lengkap dan tidak tepat dapat memengaruhi keandalan laporan keuangan. Ketidakseragaman akuntansi menyebabkan masalah perbandingan karena perusahaan yang berbeda menerapkan akuntansi yang berbeda untuk peristiwa yang sama. Ketidaktepatan penggunaan estimasi dapat mengakibatkan penyimpangan informasi akuntansi, yang dapat mengakibatkan
ketidakpastian dalam analisis laporan keuangan. Laporan keuangan juga tidak mampu menggambarkan kondisi perusahaan terkini karena laporan keuangan yang disusun pada akhir perioda hanya menggambarkan kondisi perusahaan sesaat.
3. Investor tidak percaya terhadap laporan keuangan perusahaan karena laporan keuangan perusahaan belum tentu mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
Manajemen laba merupakan hasil dari kebebasan dalam akuntansi akrual. Akuntansi akrual membutuhkan estimasi dan penilaian karena kompleksitas dan keragaman aktivitas usaha, sehingga tidak mungkin meniadakan pilihan dan estimasi. Penggunaan penilaian dan estimasi dalam akuntansi memberikan kebebasan bagi manajer untuk menyajikan gambaran aktivitas usaha perusahaan yang lebih informatif. Namun, kebebasan ini dapat digunakan manajer untuk mengubah angka akuntansi untuk tujuan pribadi, sehingga mengurangi kualitas laporan keuangan sebagai salah satu sumber informasi dalam pengambilan keputusan investasi.
Pelaporan laba memungkinkan terjadinya konflik kepentingan antara investor dan manajemen. Investor menginginkan pelaporan earning apa adanya, sedangkan manajemen menginginkan pelaporan earning dibuat “indah” dengan berbagai perlakuan khusus. Manajer dapat menggunakan pilihan dalam akuntansi untuk melakukan manajemen laba dengan motif tertentu. Manajer dapat mempercantik laporan keuangan untuk memperoleh bonus yang lebih tinggi. Laporan keuangan yang tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi terhadap informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dan ketidaktepatan analisis laporan keuangan sebagai salah satu faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan investasi.
4. Tidak semua investor memiliki kemampuan yang baik dalam menganalisis laporan keuangan.
Setiap orang dapat berinvestasi meskipun tidak memiliki pengetahuan yang memadai terhadap analisis teknikal dan fundamental. Pengguna laporan keuangan sangat beragam. Semua investor bereaksi atas informasi dengan pemahaman dan kompetensi yang tidak sama. Investor yang tidak canggih
dapat merespon informasi secara tidak tepat. Analisis laporan keuangan membutuhkan banyak pengalaman, pemahaman dan kompetensi yang baik dari investor. Analisis laporan keuangan juga memerlukan pengetahuan akuntansi yang memadai. Analis yang tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam menganalisis laporan keuangan dapat mengabaikan analisis akuntansi dan mengambil keputusan investasi apa adanya.
5. Implikasi efisiensi pasar pada analisis
Efficient Market Hypothesis (EMH) berhubungan dengan reaksi harga pasar terhadap informasi keuangan. EMH mengasumsikan bahwa adanya investor yang canggih. EMH menyatakan bahwa jika seluruh informasi dengan mudah terefleksi dalam harga, usaha untuk mendapatkan imbalan melalui analisis laporan keuangan adalah sia-sia (Wild dan Subramayam, 2010). Implikasi EMH adalah analisis laporan keuangan tidak berguna. Efisiensi pasar tidak hanya bergantung pada ketersediaan informasi, tetapi juga pada interpretasi yang benar. Informasi yang ada tanpa diinterpretasi secara tepat merupakan kegagalan dalam analisis laporan keuangan.
6. Investor tidak mengejar keuntungan atas investasi jangka panjang.
Dalam analisis fundamental, investor membutuhkan pengalaman dan kemampuan yang baik untuk memutuskan membeli, menahan, atau menjual saham. Investor jangka panjang membutuhkan analisis fundamental untuk mengetahui kondisi dan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
Investasi dalam saham memberikan pengembalian berupa capital gain dan dividen, sedangkan investasi dalam saham memberikan pengembalian berupa capital gain dan bunga. Ada jenis investor yang lebih mengejar keuntungan jangka pendek melalui selisih perubahan harga daripada mengejar keuntungan jangka panjang berupa dividen. Investor jangka pendek ini biasanya menggunakan analisis teknikal berupa analisis chart untuk memutuskan jual beli saham. Hal ini karena analisis fundamental membutuhkan waktu yang lebih lama dalam melakukan analisis sebelum investor mengambil keputusan investasi. Selain itu, dibutuhkan kompetensi yang memadai bagi investor untuk
melakukan analisis fundamental. Interpretasi yang salah dapat mengakibatkan pengambilan keputusan investasi yang salah.
Putra (2009) berhasil membuktikan bahwa bahwa pasar bereaksi terhadap harga saham sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan yang diamati, yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diperoleh pemegang saham dan perbedaan kegiatan perdagangan saham secara signifikan akibat adanya peristiwa tersebut. Hal ini dapat disebabkan karena laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang dapat memengaruhi pengambilan keputusan investasi jangka panjang. Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai posisi keuangan pada saat tertentu dan kinerja perusahaan selama perioda tertentu. Informasi dalam laporan keuangan dapat dianalisis untuk memberikan gambaran mengenai kinerja dan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Melalui laporan keuangan, perusahaan dapat melakukan analisis kredit dengan melakukan analisis likuiditas dan analisis solvabilitas, analisis profitabilitas, analisis aktivitas, analisis arus kas, dan penilaian untuk menentukan nilai intrinsik saham sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.

SIMPULAN
Investasi bertujuan untuk menambah kekayaan dan kemakmuran yang dilakukan dengan menunda konsumsi untuk memperoleh keuntungan di masa depan. Pasar modal merupakan salah satu wadah bagi investor untuk berinvestasi. Dalam pengambilan keputusan investasi, investor membutuhkan informasi sebagai dasar melakukan jual beli saham. Dalam pengambilan keputusan investasi, perusahaan dapat melakukan analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dilakukan dengan menganalisis ekonomi atau pasar, analisis industri, dan analisis perusahaan. Analisis teknikal dapat dilakukan dengan analisis grafis dan indikator teknis. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan investor dalam analisis fundamental berupa analisis laporan keuangan.
Investor menjadikan laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Kandungan informasi dalam laporan keuangan dapat memengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Analisis terhadap rasio keuangan sebagai salah satu analisis fundamental yang
dapat memengaruhi kebijakan investasi investor memerlukan pengalaman yang banyak, kompetensi yang baik, dan pemahaman yang benar dari investor. Adanya informasi dalam laporan keuangan tanpa disertai reaksi yang benar atas informasi tersebut dapat mengakibatkan investor mengambil keputusan investasi yang salah. Interpretasi investor terhadap informasi yang ada dalam laporan keuangan perusahaan akan memengaruhi reaksi investor terhadap informasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Fama, E. F. Efficient Capital Markets: A Review of Theory and Empirical Work. Journal of Finance 25 (1970). Halaman 383-417.
http://eprints.undip.ac.id/176111HERVI_ANDITA_RAHMAN.pdf. Diakses tanggal 30 November 2012 pukul 09:09.
http://finance.detik.com. Diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 9:35.
http://kompilek.stieken.ac.id/images/content/Iwan_SetyaPutra_Kompilek_Vol1_No1-03Juli2012-559851.pdf. Diakses tanggal 30 November 2012 pukul 19:15.
http://www.presidenri.go.id. Diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 9:30.
Husnan, S. 2005. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. Yogyakarta: YKPN
Jogiyanto, H. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi 7. Yogyakarta: PT BPFE.
Jones, C. P. 1997. Invesment: Analysis and Management. Sixth Edition. New Jersey: John Wiley and Sons Publisher.
Putra, I. S. 2009. Pengaruh Pasar atas Pengumuman Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan di BursaEfek Jakarta. Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi. Volume 1, No.1. Halaman 1-125.
Rahman, H. A. 2008. Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Publikasi Laporan Keuangan pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI Perioda 2004-2006. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang.
Suhendi, S. K. 1995. Pengaruh Publikasi Laporan Keuangan terhadap Volume Perdagangan. Laporan Internship. Magister Managemen UGM Jogjakarta.
Tandelilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Wild, J. J dan Subramanyam, K. R. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
www.bi.go.id. Diakses tanggal 18 Desember 2012 pukul 9:40.
Read more

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PRODUKSI

PENGERTIAN SIKLUS PRODUKSI
Siklus Produksi adalah rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk.

AKTIVITAS-AKTIVITAS SIKLUS PRODUKSI
Informasi akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
• Bauran produk
• Penetapan harga produk
• Alokasi dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
• Manajemen Biaya
Ada empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
• Perancangan Produk
• Perencanaan dan Penjadwalan
• Operasi Produksi
• Akuntansi Biaya
Perancangan Produk (Aktivitas 1)Tujuan aktivitas ini adalah untuk merancang sebuah produk yang memenugi permintaan dalam hal kualitas, ketahanan, dan fungsi, dan secara simultan meminimalkan biaya produksi.Perencanaan dan Penjadwalan (aktivitas 2)Tujuan dari langkah ini adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengantisipasi permintaan jangka pendek tanpa menimbulkan kelebihan persediaan barang jadi.
Operasi Produksi (Aktivitas 3)
Computer-Integrated Manufacturing (CIM) adalah penggunaan berbagai bentuk TI dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan oleh kompute, untuk mengurangi biaya produksi.Setiap perusahaan membutuhkan data mengenai 4 segi berikut ini dari operasi produksinya :
1. Bahan baku yang digunakan
2. Jam tenaga kerja yang digunakan
3. Operasi mesin yang dilakukan
4. Serta biaya overhead produksi lainnya yang terjadi
Akuntansi Biaya (Aktivitas 4)
Tiga tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya :
1. Untuk memberikan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dari operasi produksi
2. Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam menetapkan harga serta keputusan bauran produk.
3. Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan perusahaan.

PROSEDUR SIKLUS PRODUKSI

Fungsi ketiga dari SIA adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk mengambilan keputusan. Dalam siklus produksi, informasi biaya adalah dibutuhkan oleh para pemakai internal dan eksternal. Kebanyakan sistem akuntansi biaya awalnya telah didesain untuk memenuhi permintaan pelaporan keuangan.
PENGENDALIAN SIKLUS PRODUKSI Fungsi kedua dari SIA dirancang dengan baik adalah untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :
1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.

Ancaman-ancaman jika tidak dilakukan pengendalian terhadap siklus produksi:
– Transaksi yang tidak diotorisasi
– Pencurian atau pengrusakan persediaan dan aktiva tetap
– Kesalahan pencatatan dan posting
– Kehilangan data
– Masalah tidak efisien dan pengendalian kualitas
Prosedur pengendalian itu terhadap siklus produksi :
– Ramalan penjualan yang akurat dan catatan persediaan
– Otorisasi produksi
– Larangan akses ke program perencanaan produksi dan ke dokumen pesanan produksi yang kosong
– Tinjauan dan persetujuan biaya aktiva modal

Berikut adalah flowchart produksi pada toko Rejeki :


Read more
 
Sistem Informasi Akuntansi Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template and web hosting